Pages

RBO Play As Monster

Senin, 27 September 2010

4 Sekawan 5 Sempurna Part 5 (ASRAMA)

ASRAMA

angin bertiup kencang, sementara matahari mulai tenggelam. kakiku tak bisaku gerakan, mataku terus menatap ke arah semak itu, padahal rumahku tingal beberapa meter di depan hidungku. daun daun yang berguguran tertiup oleh angin sore melayang melewati kepalaku. suara itu semakin jelas semakin keras. kini terdengar suara binatang yang menjerit menggema masuk kedalam telingaku. burung burung berterbangan menyingkir dari pohon-pohon di depanku, seaakan ada bahaya yang menghadang menghambpiri mereka. angin bertiup sangaat dingin, menusk hinga ke urat nadiku.

terdengar suara langkah kaki besar menghampiri, di balik pohon itu terlihat samar samar bayangan seekor binatang yang sangat besar. badanku merinding, aku ingin berlari lurus ke rumahku, mendobrak pintu depan rumaah dan langsung menuju menyelimuti diri di dalam kamarku. "kakak~" di depan pintu rumahku adikku memangilku, seketika bayangan itu mulai mengecil dan menghilang. "kak cepat masuk itu mama lagi bikin kangkung, kalau ngk, ntr ipey abisin!" adiku belari masuk ke rumah. secara tak langsung adikku menyelamatkanku dari kekakuan yang mendalam, sebuah ketegangan yang membuat aku membisu. kini kakiku sudah bisa di gerakan kembali kini aku berjalan menuju rumahku sambil bertanya-tanya apa dan siapa sebenarnya sosok itu.

esoknya pagi pagi sekali aku terbangun,menghirup udara bersih dan merasakan terpaan sinar matahari pagi yang indah. tak kusangka hari hari kemarin sangat menggagumkan bagiku, tak terbayangkan olehku hari itu akan pernah datang. tapi hari kemarin hanyalah sejarah, tiap detik yang kulewati kini menjadi sebuah sejarah singkat dalam kehidupn.

keluargaku berada di ruang makan, mereka sedang sarapan. seperti biasa, aq tidak terlalu suka untuk sarapan, maka aku mencuri curi langkah menuju pintu luar. tinggal 3 langkah lagi menuju pintu ibu ku memanggil " hey mau kmn? ayo cepat sarapan anakku! ada yang ibu dan ayah ingin sampaikan padamu, cepat sini!!",hampir saja tinggal beberapa langkah lagi aq sampai pada surga tanpa sarapan, hanya saja mungkin takdirku untuk sarapan pada hari ini.

aku berjalan menuju tempat duduk dengan memasang muka yang cemberut, lalu menyambar piring serta mengambil beberapa sendok kecil nasi beserta lauk pauknya. "kami punya berita bagus untuk mu anakku" ibuku berkata sambil menyuapi adiku " kami akan mengirimmu ke asrama bersama binatang binatang lainya yang seumuran denganmu", "hah?" aku menelan langsung sisa makananku yang berada di dalam mulut. "asrama? untuk apa bu?" yang kubayangkan setelah mendengar kata asrama adalah jauh dari orangtua, aku harus bnr bnr hidup mandiri, "huft" apakan harus ku jalani sisa hidupku di sebuah asrama yang pastikan membosankan huft
"nanti juga km akan terbiasa dengan teman teman barumu, percayalah" ibuku berkata dengan lembut tapi bagiku bagaikan belut yang licin, hanya sebuah bujukan..
ayahku hanya terdiam menatap koran yang di pegangnya, di temaani secangkir teh yang manis, sedangkan adiku, ia sibuk memainkan makanannya di atas meja.
aku berpaling dan berjalan menuju kamarku tanpa xpresi. ku tutup pintu kamarku, niatku untuk keluar rumah mencari udara segar di batalkan oleh berita itu. sungguh malangnya nasibku, jujur saja aku ini memang tipe yang manja, tak bisa jauh dari oragtua dan aku ini belum siap untuk hidup sendri tanpa ada yang membantu.


aku berbaring di atas kasurku, menatap langit langit yang kotor oleh debu, dihiasi sarang laba-laba di setiap pojok kamarku. "aku belum siap, aku tidak bisa tuk berdiri sendri" kataku dlam hati, semua pikiran buruk melayang dalam benakku, membuat kepalaku penuh oleh beban derita....
"bagaimana jika dsana aku tak dapat makan? bgaimna jika dsna aku di olok olok binatang lain?, bgaimana jika aku tak dapat teman di asrama? bagaimana jika ini bagaimana jika itu" semua kata bagaimana terngiang di pikiranku, kegelisahan menjadi satu dengan ketakutan sehingga tak dapat lagi aku berfikir jernih.
satu persatu pikiran buruk terlintas di kepalaku hingga akhirnya aku tertidur...

hingga sore hari tiba, aku baru terbangun. rasanya aku lupa akan segalanya, pening kepalaku aku merasakan sebuah kegelisahan tapi lupa mengapa. aku tersadar aku baru saja tertidur di timpa pikiran pikiran burukku sendri. aku mencoba berdiri berjalan menuju luar kamar, namun sebelum ku buka pintu kamarku, pintu itu terbuka sendri. ternyata ibuku yang membukanya "ayo cepat, sekara kita akan pergi ke asarama, ibu telah menyiapkan barang barang yang mesti kau bawa, sekarang ayo cepat kita berangkat" kata ibuku sambil menariku sampai ke ruang tamu. "tapi bu, knp harus secepat ini, bahkan aku belum mempersiapkan segalanya, aku belum siap bu, lihat mataku, aku baru terbangaun dari tidurku. ibu aku tidak siap untuk tinggal di asrama" . ibu tak menghiraukan keluh kesalku ia langsung memakaikanku sebuah jaket dan ranse yang berat, mungkin isinya adalah perlengkapan untuk tinggal disana. dan kami pun berangkat.

tak kusangka haruskah ini terjadi? aku lelah untuk mengeluh jadi selama perjalanan aku terdiam. hanyal 10 menit berjalan dari rumahku aku sampai di sebuah pelabuhan, di ujung sungai, disana terdapat sebuah danau yang sangat besar dan indah, namun semua itu tak dapat mengobati rasa kesalku, aku tetap terdiam. disana kami memakai perahu untuk menyebrang kesisi lain dari danau, banyak binatang binatang lain yang sama denganku, mereka sama akan di masukan ke dlam asrama itu. tapi xpresi dari tiap anak berbeda. kebanykan sama sepertiku cemberut tak ber xpresi. bahkan ada yang sampai menangis. tapi beberapa anak terlihat gembira tak memikirkan akan keburukan disana, mereka tertawa dan tersenyum. aku tak dapat membayangkan apa yang mereka pikirkan.

sesampainya di sisi lain danau, aku melihat sebuah bangunan yang besar sekali, mewah besar luas dan di kelilingi oleh pemandangan yang luar biasa indah. aku berjalan bersama ibuku dan bersama gerombolan bintang lainnnya. sampai di muka gerbang pintu masuk asrama, semua orang tua tidak boleh lagi untuk mengantarkan anaknya kedalam asrama. dan disanalah aku dan ibuku mengucapkan kata kata terakhir.

"anaku baik baik ya di sini, kau akan menemukan berbagai macam kejutan dan berbagai macam teman yang akan menemanimu, ibu percaya",,, "tapi bu, aku tak sanggup jauh darimu tak sanggup jauh dari keluarga, rasanya hampa. ibu aku mencitaimu" aku langsung memeluk ibuku erat erat, air mataku mengalir walau hanya setetes membasahi pipiku. "hapus air matamu, ibu percaya kau akan menjadi bintang disni, ibu percaya padamu wally"
TENG TENG TENG TENG
suara lonceng menggema keseluruh penjuru area... saatnya tiba untuk berpisah aku terbawa arus orang2 yang memasuki asrama hingga aku berpisah dengan ibuku.. "aku mencitaimu anakku" kata ibuku, itu yang terakhir aku dengar dan aku tak bisa lagi memeluknya kembali, maka aku putuskan untuk maju bersama rombongan.

sesampainya didalam kami dibariskan didepan pintu masuk lainnya di dalam kastil asrama bersama bintang binatang lainya. aku bersedih aku gelisah tak dapat lagi bersama sama keluargaku. seekor singa dewasa berdiri di atas, layaknya seperti sebuah upacara penyambutan anak baru yang masuk ke asrama, banyak yang ia katakan tapi aku tak mendengarkannya bhkan namanyapun aku tak tahu walo dia tlah memperkenalkan diriya. aku hanya terdiam sunyi menatap ke arah lantai di antara kakiku.

hingga akhirnya aku memutuskan untuk tegar dan melihat kedepan dan bertekad aku harus bisa, aku menggangkat wajahku memalingkan kedepan, melihat keseluruh arah sekitarku tepat di sebelah kananku dihalangi oleh beberapa binatang, aku melihat dari celah celah kecil sesosok beruang putih yang anggun, menatap kedepan dengan wajah yang cantik, seketika rsa sedih yangku alami terlupakan, namun bel kembali berbunyi dan rombongan kembali berjalan memasuki ruangan selanjutnya untuk menjamu para peserta asrama yang baru.

1 comments:

Usan0593 mengatakan...

hha

ceritanya pindah ke blog ja

Posting Komentar

Kata-Katamu adalah emas bagiku